Di antara rahmat Allah kepada
hambanya adalah bahwa Allah mensyari'atkan bagi setiap kewajiban, sunnah yang
sejenis; agar orang mukmin bertambah imannya dengan melakukan yang sunnah, dan
menyempurnakan yang wajib pada hari kiamat, karena kewajiban-kewajiban mungkin
ada yang kurang.
Shalat ada yang wajib dan sunnah,
puasa ada yang wajib dan sunnah, demikian pula haji, sedekah dan lainnya, dan
seorang hamba senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan yang sunnah-sunnah
sehingga Allah mencintainya.
Semoga artikel ini dapat membawa
manfaat bagi kita semua. Amin.
Macam shalat sunah adalah :
1. Shalat
Wudhu, yaitu shalat sunnah dua rakaat yang bisa dikerjakan setiap
selesai wudhu.
Niat Shalat Wudhu:
'Ushalli sunnatal wudlu-I rak’ataini
lillahi Ta’aalaa’
artinya : ‘aku niat shalat sunnah wudhu dua
rakaat karena Allah’
2. Shalat
Tahiyatul Masjid, yaitu shalat sunnah dua rakaat
yang dikerjakan ketika memasuki masjid, sebelum duduk untuk menghormati masjid.
Rasulullah bersabda:‘Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid, maka
janganlah hendak duduk sebelum shalat dua rakaat lebih dahulu’ (H.R. Bukhari dan Muslim).
Niat
Shalat Tahiyatul Masjid:
‘Ushalli sunnatal Tahiyatul Masjidi rak’ataini
lillahi Ta’aalaa’
Artinya
: ‘aku
niat shalat sunnah tahiyatul masjid dua rakaat karena Allah’
3. Shalat
Dhuha, adalah shalat sunnah yang
dikerjakan ketika matahari baru naik. Jumlah rakaatnya minimal 2 maksimal 12.
Dari Anas berkata Rasulullah: ‘Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan
untuknya istana disurga’ (H.R. Tarmiji dan Abu Majah).
Niat
Shalat Dhuha:
‘Ushalli sunnatal Dhuha rak’ataini
lillahi Ta’aalaa’
Artinya
: ‘aku
niat shalat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah’
4. Shalat
Rawatib, adalah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat
fardhu.
a.
Qabliyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat
wajib. Waktunya : 2 rakaat sebelum shalat subuh, 2 rakaat sebelum shalat
Dzuhur, 2 atau 4 rakaat sebelum shalat Ashar, dan 2 rakaat sebelum shalat Isya’.
Niat Shalat Rawatib Qabliyah:
‘Ushalli
sunnatadh Dzuhri*) rak’ataini
Qibliyyatan lillahi Ta’aalaa’
Artinya: ‘aku niat shalat sunnah sebelum
dzuhur dua rakaat karena Allah’
*) bisa diganti dengan shalat wajib
yang akan dikerjakan.
b.
Ba’diyyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat
fardhu.
Waktunya : 2 atau 4 rakaat sesudah
shalat Dzuhur, 2 rakaat sesudah shalat Magrib dan 2 rakaat sesudah shalat Isya.
Niat Shalat Rawatib Ba’diyyah:
‘Ushalli
sunnatadh Dzuhri*) rak’ataini Ba’diyyatan
lillahi Ta’aalaa’
Artinya : ‘aku niat shalat sunnah
sesudah dzuhur dua rakaat karena Allah’
*) bisa diganti dengan
shalat wajib yang akan dikerjakan.
5. Shalat
Tahajud, adalah shalat sunnah pada
waktu malam. Sebaiknya lewat tengah malam. Dan setelah tidur. Minimal 2 rakaat
maksimal sebatas kemampuan kita. Keutamaan shalat ini, diterangkan dalam Al-Qur’an. ‘Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu
sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu
ketempat yang terpuji’(Q.S.
Al Isra : 79 ).
Niat
Shalat Tahajud:
‘Ushalli sunnatal tahajjudi rak’ataini
lillahi Ta’aalaa’
Artinya
: ‘aku
niat shalat sunnah tahajjud dua rakaat karena Allah’
6. Shalat
Istikharah, adalah shalat sunnah dua rakaat
untuk meminta petunjuk yang baik, apabila kita menghadapi dua pilihan, atau
ragu dalam mengambil keputusan. Sebaiknya dikerjakan pada 2/3 malam terakhir.
Niat
Shalat Istikharah:
‘Ushalli sunnatal Istikharah rak’ataini
lillahi Ta’aalaa’
Artinya
: ‘aku
niat shalat sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah’
7. Shalat
Hajat, adalah shalat sunnah dua rakaat
untuk memohon agar hajat kita dikabulkan atau diperkenankan oleh Allah SWT.
Minimal 2 rakaat maksimal 12 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat.
Niat
Shalat Hajat:
‘Ushalli sunnatal Haajati rak’ataini
lillahi Ta’aalaa’
Artinya
: ‘aku
niat shalat sunnah hajat dua rakaat karena Allah’
8. Shalat Mutlaq, adalah
shalat sunnah tanpa sebab dan tidak ditentukan waktunya, juga tidak dibatasi
jumlah rakaatnya. ‘Shalat
itu suatu perkara yang baik, banyak atau sedikit’ (Al Hadis).
Niat
Shalat Mutlaq:
‘Ushalli sunnatal rak’ataini lillahi Ta’aalaa’
Artinya
: ‘aku
niat shalat sunnah dua rakaat karena Allah’
9. Shalat
Taubat, adalah shalat sunnah yang
dilakukan setelah merasa berbuat dosa kepada Allah SWT, agar mendapat
ampunan-Nya.
Niat
Shalat Taubat:
‘Ushalli sunnatal Taubati rak’ataini
lillahi Ta’aalaa’
Artinya
: ‘aku
niat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah’
10. Shalat
Tasbih, adalah shalat sunnah yang
dianjurkan dikerjakan setiap malam, jika tidak bisa seminggu sekali, atau
paling tidak seumur hidup sekali. Shalat ini sebanyak empat rakaat, dengan
ketentuan jika dikerjakan pada siang hari cukup dengan satu salam, Jika
dikerjakan pada malam hari dengan dua salam.
Niat
Shalat Tasbih:
‘Ushalli sunnatan tasbihi raka’ataini
lilllahi ta’aalaa’
Artinya ‘aku niat shalat sunnah tasbih dua
rakaat karena Allah’
a.
Usai membaca surat Al Fatehah
membaca tasbih 15 kali.
b.
Saat ruku’, usai membaca do’a ruku membaca tasbih 10 kali
c.
Saat ‘itidal, usai membaca do’a ‘itidal
membaca tasbih 10 kali
d.
Saat sujud, usai membaca doa sujud
membaca tasbih 10 kali
e.
Usai membaa do’a duduk diantara dua sujud membaca
tasbi 10 kali.
f.
Usai membaca doa sujud kedua membaca
tasbih 10 kali.
Jumlah keseluruhan tasbih yang dibaca pada setiap rakaatnya
sebanyak 75 kali. Lafadz bacaan tasbih yang dimaksud adalah sebagai berikut:
‘Subhanallah wal hamdu lillahi walaa
ilaaha illallahu wallahu akbar’ artinya : ‘Maha suci Allah yang Maha Esa. Segala puji bagi Akkah, Dzat
yang Maha Agung’.
20. Shalat
Tarawih, adalah shalat sunnah sesudah
shalat Isya’pada bulan Ramadhan. Menegenai bilangan rakaatnya disebutkan dalam
hadis. ‘Yang
dikerjakan oleh Rasulullah saw, baik pada bulan ramadhan atau lainnya tidak
lebih dari sebelas rakaat’ (H.R. Bukhari). Dari Jabir ‘Sesungguhnya Nabi saw telah shallat bersama-sama mereka
delapan rakaat, kemudian beliau shalat witir.’ (H.R. Ibnu Hiban).
Pada
masa khalifah Umar bin Khathtab, shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat
dan hal ini tidak dibantah oleh para sahabat terkenal dan terkemuka. Kemudian
pada zaman Umar bin Abdul Aziz bilangannya dijadikan 36 rakaat. Dengan demikian
bilangan rakaatnya tidak ditetapkan secara pasti dalam syara’, jadi tergantung pada kemampuan
kita masing-masing, asal tidak kurang dari 8 rakaat.
Niat
Shalat Tarawih:
‘Ushalli sunnatan Taraawiihi rak’ataini
(Imamam/makmuman) lillahi ta’aallaa’
Artinya
: ‘Aku
niat shalat sunat tarawih dua rakaat (imamam/makmum) karena Allah’
21. Shalat
Witir, adalah shalat sunnat mu’akad (dianjurkan) yang biasanya
dirangkaikan dengan shalat tarawih, Bilangan shalat witir 1, 3, 5, 7 sampai 11
rakaat. Dari Abu Aiyub, berkata Rasulullah ‘Witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakan lima,
kerjakanlah. Siapa yang suka mengerjakan tiga, kerjakanlah. Dan siapa yang suka
satu maka kerjakanlah’ (H.R.
Abu Daud dan Nasai). Dari Aisyah : ‘Adalah nabi saw. Shalat sebelas rakaat diantara shalat isya’ dan
terbit fajar. Beliau memberi salam setiap dua rakaatdan yang penghabisan satu
rakaat’ (H.R. Bukhari dan Muslim)
‘Ushalli sunnatal witri rak’atan
lillahi ta’aalaa’
Artinya:
‘Aku
niat shalat sunnat witir dua rakaat karena Allah’
22. Shalat
Hari Raya, adalah shalat Idul Fitri pada 1
Syawal dan Idul Adha pada 10 Dzulhijah. Hukumnya sunat Mu’akad (dianjurkan).’Sesungguhnya kami telah memberi
engkau (yaa Muhammad) akan kebajikan yang banyak, sebab itu shalatlah engkau
dan berqurbanlah karena Tuhanmu ‘ pada Idul Adha – ‘(Q.S. Al Kautsar.1-2)Dari Ibnu Umar ‘Rasulullah, Abu Bakar, Umar pernah
melakukan shalat pada dua hari raya sebelum berkhutbah.’(H.R. Jama’ah).
Niat
Shalat Idul Fitri :
‘Ushalli sunnatal li’iidil fitri rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa’
Artinya : ‘Aku niat shalat idul fitri dua rakaat (imam/makmum) karena
Allah’
Niat
Shalat Idul Adha:
‘Ushalli sunnatal li’iidil Adha rak’ataini (imamam/makmumam) lillahita’aalaa’
Artinya : ‘Aku niat shalat idul adha dua rakaat (imam/makmum) karena
Allah.
Waktu
shalat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari.
Syarat, rukun dan sunnatnya sama seperti shalat yang lainnya. Hanya ditambah
beberapa sunnat sebagai berikut:
a.
Berjamaah
b.
Takbir tujuh kali pada rakaat
pertama, dan lima kali pada rakat kedua
c.
Mengangkat tangan setinggi bahu pada
setiap takbir.
d.
Setelah takbir yang kedua sampai
takbir yang terakhir membaca tasbih.
e.
Membaca surat Qaf dirakaat pertama
dan surat Al Qomar di rakaat kedua.
Atau surat A’la dirakat pertama dan surat Al
Ghasiyah pada rakaat kedua.
f.
Imam menyaringkan bacaannya.
g.
Khutbah dua kali setelah shalat
sebagaimana khutbah jum’at
h.
Pada khutbah Idul Fitri memaparkan
tentang zakat fitrah dan pada Idul Adha tentang hukum-hukum Qurban.
i.
Mandi, berhias, memakai pakaian
sebaik-baiknya.
j.
Makan terlebih dahulu pada shalat
Idul Fitri pada Shalat Idul Adha sebaliknya.
23. Shalat
Khusuf, adalah shalat sunat sewaktu terjadi
gerhana bulan atau matahari. Minimal dua rakaat. Caranya mengerjakannya :
a.
Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku’ yaitu pada rakaat pertama, setelah
ruku’
dan I’tidal
membaca fatihah lagi kemudian ruku’ dan I’tidal
kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua.
b.
Disunatkan membaca surat yang
panjang, sedang membacanya pada waktu gerhana bulan harus nyaring sedangkan
pada gerhana matahari sebaliknya.
Niat shalat gerhana bulan:
‘Ushalli
sunnatal khusuufi rak’ataini lillahita’aalaa’
artinya : ‘Aku niat shalat gerhana
bulan dua rakaat karena Allah’
24. Shalat
Istiqa’,adalah shalat sunat yang dikerjakan
untuk memohon hujan kepada Allah SWT.
Niatnya:
‘Ushalli sunnatal Istisqaa-I rak’ataini
(imamam/makmumam) lillahita’aalaa’
artinya
: ‘Aku
niat shalat istisqaa dua rakaat (imam/makmum) karena Allah’
Syarat-syarat
mengerjakana Shalat Istisqa:
a.
Tiga hari sebelumnya agar ulama
memerintahkan umatnya bertaobat dengan berpusa dan meninggalkan segala
kedzaliman serta menganjurkan beramal shaleh. Sebab menumpuknya dosa itu
mengakibatkan hilangnya rejeki dan datangnya murka Allah. ‘Apabila kami hendak membinasakan
suatu negeri, maka lebih dulu kami perbanyak orang-orang yang fasik, sebab
kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan) negeri mereka
sehancur-hancurnya’(Q.S.
Al Isra’
: 16).
b.
Pada hari keempat semua penduduk
termasuk yang lemah dianjurkan pergi kelapangan dengan pakaian sederana dan
tanpa wangi-wangian untuk shalat Istisqa’
c.
Usai shalat diadakan khutbah dua
kali. Pada khutbah pertama hendaknya membaca istigfar 9 X dan pada khutbah
kedua 7 X.
Pelaksanaan khutbah istisqa berbeda dengan khutbah lainnya,
yaitu :
a.
Khatib disunatkan memakai selendang.
b.
Isi khutbah menganjurkan banyak
beristigfar, dan berkeyakinan bahwa Allah SWT akan mengabulkan permintaan
mereka.
c.
Saat berdo’a hendaknya mengangkat tangan
setinggi-tingginya.
Saat berdo'a pada khutbah kedua,
khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi makmumnya